top of page

The Last Bite :Unfinished Moments (strategi-6)

  • hana
  • May 11, 2018
  • 5 min read

Moment of Truth

Kolose 1:9

Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna,


Pengetahuan akan kehendak Allah adalah akibat dari berdoa dan tetap tinggal dalam Firman-Nya dan dalam persekutuan dengan Dia. Hanya pengetahuan seperti ini yang menghasilkan hikmat dan pengertian rohani serta mengubah hati dan kehidupan kita.


Rasanya kita setuju bahwa memperoleh hikmat tidaklah secepat percakapan 1-2 hari atau pun pelatihan beberapa minggu. Meraih bijaksana adalah sebuah proses dari hari ke hari.....makin hari, makin sempurna. Di sepanjang proses ini, tak henti-henti kita mengiringinya dengan doa.


Di ujung percakapan tentang pergumulan kita bersama para remaja untuk "Belajar Mengembangkan Hati Yang Bijak", inilah strategi ke-6 yang dibagikan oleh Paul Tripp: Jangan uraikan segala sesuatu yang pernah Anda pelajari dalam satu kesempatan.


Baiklah, apakah saya dan Anda siap melanjutkan proses ini dan menikmati 'the last bite' ? Tetaplah di sini!

Moment of Grace


Ketika menyelesaikan tugas di sebuah lembaga dan pamit undur diri, saya mengakhiri dengan kalimat,"Mohon maaf untuk segala kekurangan saya, namun saya percaya bahwa Tuhan belum selesai dengan saya. He's not finished with me yet." Saat itu, saya bersyukur untuk segala kesempatan, pengalaman, dan pertumbuhan baik bagi pribadi dan kematangan saya, juga atas pemahaman dan ketrampilan seputar bidang tersebut.


Sepanjang pergumulan menuju dan pasca hari itu, saya selalu berdoa mohon Tuhan menuntun, mengajar dan terus

membentuk saya. Saya percaya bahwa selama kita hidup, meskipun sudah dewasa, kita adalah unfinished people yang berjalan dalam unfinished moments.


Hmm....mungkin pesan, "Mommy, take a leap of faith!" yang Tuhan kirim melalui mulut anak saya, menjadi keberanian untuk terus masuk dalam proses Tuhan. Tuhan terus menuntun kepada hal-hal yang tak pernah terlintas dalam pikiran saya. Lagi-lagi...Tuhan mengirim para senior yang bertemu di dalam jalan setapak saya. Meskipun rasanya tiba-tiba menciut...melihat siapa mereka, tetapi Tuhan mengaruniakan keberanian untuk belajar dari 'beliau-beliau'. Pelan-pelan...saya menikmati kesempatan-kesempatan kecil dan pelajaran demi pelajaran yang membuka mata tentang my mini-moments of change. Sungguh bersyukur dan semakin kagum kepada Tuhan.


Meskipun mini itu kecil, namun kecil itu juga berarti. Bukankah 'titik' (.) atau 'koma' (,), walau kecil dapat mempengaruhi makna sebuah kalimat? Hehehe...jadi ingat cerita ayah saya tentang "gara-gara titik, disertasi beliau turun jadi summa cum laude." Kecil itu gak main-main juga, lho! Hmm....kalau diingat, kisah hidup saya dan Anda, di dalam God's Story...sedang di bagian 'koma' juga mungkin, ya?


Nah, musti mengaku dosa! Kadang sikap kita, orang tua kurang fair juga, sih. Terhadap diri sendiri, kita memaafkan dan menerima bahwa kita sedang dalam proses perubahan dan terus bertumbuh, tetapi ketika memandang anak, apalagi remaja, kita marah, kecewa, dan menuntut mereka mencapai suatu titik target kita.

Mungkin karena kita merasa sudah mendidik sedemikian rupa, ketika remaja bersikap tidak sesuai, kita marah, kecewa, membanjiri dengan kritik. Padahal, mungkin statusnya: "work in progress". Jadi, mungkin yang perlu adalah menemani mereka berpikir sehingga mendapat umpan balik dan pengajaran secukupnya. Kadang lupa, setiap perubahan menuju pertumbuhan, pasti ada pergumulan atau ketidakseimbangan.


Jujur, pada suatu masa, rasanya begitu menekan. Ketika anak-anak sudah SMA menuju kuliah, seperti ada rasa berkejaran dengan waktu. Siapkah para remaja dilepas ke dunia nyata? Sebetulnya, maksud hati....sangat menyayangi, namun, bisa jadi, mereka pikir yang lain.


Jangan lupa :"Ada Tuhan". Tuhan bekerja dengan cara yang melampaui apa yang dapat kita pikirkan dan doakan. Dia juga bekerja "Tepat pada waktunya". Percayalah dan berharaplah !


Minggu ini ketika memperingati kenaikan Tuhan Yesus ke Surga, saya sekaligus diingatkan kembali tentang Sang Penolong yang dijanjikan bagi kita. Tuhan tahu bahwa para murid yang berada dalam status: "work in progress", masih membutuhkan pertolongan. Roh Kudus, akan menjadi penolong bagi mereka. Mengingat hal ini, saya merasa sangat dikuatkan. Roh Kudus juga Tuhan berikan untuk menjadi Penolong bagi saya, Anda, dan para remaja kita.


Bersyukur karena Tuhan sedang dan terus bekerja di dalam diri kita dan para remaja. Dia tidak akan terlambat. Saya mau mengingat terus hal ini dan berkata,"Amin." Bagaimana dengan Anda?


Sungguh, sebuah pengalaman penuh anugerah......

Isaiah 30:18

But God’s not finished. He’s waiting around to be gracious to you. He’s gathering strength to show mercy to you. God takes the time to do everything right—everything. Those who wait around for him are the lucky ones.

This is Your Moment

Akhirnya kita sampai pada bagian terakhir dari stategi-strategi untuk Belajar Mengembangkan Hati yang Bijak, yang dibagikan oleh Paul Tripp. Sekali lagi, Paul Tripp membagikan kepada kita tentang betapa indahnya saat-saat pengasuhan ini.

" dalam unfinished moment dari masa pengasuhan ini, kita mempunyai kesempatan untuk mengajarkan kebijaksanaan kepada anak-anak, mengungkapkan hati mereka, membimbing pada kesadaran akan Tuhan, membangun cara memandang dunia dengan sudut pandang Alkitab dan.... kita memberi kesempatan Roh Kudus untuk mengerjakan di dalam diri anak-anak kita apa yang sesungguhnya tidak mampu kita lakukan." (Parenting: 14 Gospel Principles That Can Radically Change Your Family, p.91).


Sungguh bersyukur mengingat berbagai keindahan dari masa pengasuhan ini, dan betapa Tuhan memakai kita, para orang tua, menjadi alat istimewa bagi anak-anak kita....walaupun sesungguhnya, perubahan, sungguh membutuhkan kekuatan dan kuasa Roh Kudus yang mengerjakannya. Lebih ajaib lagi, kita pun, para orang tua, senantiasa diproses Tuhan ketika mengerjakan bagian kita dalam pengasuhan ini.


Bersyukur untuk waktu sebagai anugerah yang Tuhan beri. Jika kesempatan pagi ini singkat, Tuhan dapat berikan lagi besok malam- mungkin pada saat di bioskop menunggu pintu teater dibuka. Mohon Tuhan beri kepekaan untuk kita menangkap wisdom moments itu.


Mari berdoa dengan penuh syukur. Kiranya Tuhan senantiasa mengingatkan kita tentang visi mengasuh anak-anak dan para remaja. Kiranya Roh Kudus senantiasa menyertai kita dan anak-anak, serta para remaja, dengan kuasaNya.

Let's Make Every Moment Count!

Karena Strategi ke-5 adalah tentang membedakan issue hikmat (lihat juga: strategi-1 : Belajar Mengembangkan Hati yang Bijak) telah termasuk di pembahasan tentang masalah, maka kita akan lanjutkan ke Strategi ke-6 yang dibagikan oleh Paul Tripp dalam buku Masa Penuh Kesempatan adalah: Jangan uraikan segala sesuatu yang pernah Anda pelajari dalam satu kesempatan. Percayalah bahwa kesempatan yang kita miliki saat ini, bukanlah kesempatan terakhir Tuhan membentuk anak-anak kita. Tuhan anugerahkan ratusan hari, ribuan jam untuk bagi kita. Selepas dari masa kita pun, Tuhan sanggup mengirimkan orang-orang yang Tuhan pilih untuk memroses anak-anak kita. Tuhan yang begitu mengasihi anak-anak kita, pasti menggenapkan rencanaNya yang indah di dalam diri mereka.


Jadi, bagaimana cara kita menikmati 1 kesempatan sebagai mini-moment of change?

- mungkin sebuah percakapan di meja makan saat makan malam yang nyaman dan membuka ruang orang tua sedikit bicara, tetapi remaja dapat mengungkapkan isi hatinya,

- mungkin sedikit kata-kata yang dipilih dengan hati-hati saat di jalan-jalan di mall,

- mungkin sedikit komentar sepulang sekolah, namun membangun dan menghargainya,

- mungkin sedikit diskusi setelah menonton film dari bioskop,

- atau mungkin canda tawa sambil memasak bersama yang memberi insight.


Alangkah indahnya, jika kita belajar lebih banyak mendengar para remaja. Mari memberi komentar dan pengajaran dalam bijksana dan penguasaan diri.

!!!TIPS!!!

Mungkin beberapa hal berikut ini berharga untuk membantu kita mengukur 'berapa banyak' untuk menjadi 'secukupnya':

- Jika kita berbicara dengan mereka, mari perhatikan penerimaan mereka atas diri kita.

- Apakah remaja berpartisipasi secara aktif dan rela?

- Apakah mereka berusaha mengakhiri percakapan dan segera keluar ruangan?

- Apakah kita berbicara terlalu lama sehingga mereka tidak lagi mendengar dengan penuh perhatian?

Moment to Share

Minggu ini, bangsa kita melewati peristiwa-peristiwa yang tidak menyenangkan. Semuanya, berusaha mengguncang dan menghancurkan. Mari menanggapi dengan berdiri tegak dan memberi respons yang membangun. Dengan mempersiapkan generasi muda baik-baik, kita, para orang tua memberi kontribusi untuk menguatkan dan memberkati bangsa kita.


Selamat mengasuh anak-anak dan remaja dan berbagi kekuatan dengan banyak orang. Kiranya Tuhan berbelas kasihan dan memberkati bangsa kita. Amin.








Comments


bottom of page