Belajar Mengembangkan Hati Yang Bijak (Strategi-1)
- hana
- Apr 20, 2018
- 4 min read
Moment of Truth
Amsal 24:13-14
24:13 Anakku, makanlah madu, sebab itu baik; dan tetesan madu manis untuk langit-langit mulutmu. 24:14 Ketahuilah, demikian hikmat untuk jiwamu: Jika engkau mendapatnya, maka ada masa depan, dan harapanmu tidak akan hilang.
Moment of Grace
Kagum...tapi merinding juga mengingat film After Earth yang tayang sekitar 5 tahun yang lalu. 'Kebodohan' Kitai yang merasa diri sudah cukup berani dan mampu, dikikis habis lewat masalah besar yang harus dihadapinya. Adegan yang sangat menarik adalah ketika dia harus pergi keluar sendiri, mengalahkan Ursa, mahluk yang menakutkan, dengan tetap mendengar komando ayahnya. Di antara ketakutan dan banyak suara binatang yang siap muncul tiba-tiba, dia harus tetap mendengar suara ayahnya. (Hmmm....mendengar memang adalah pergumulan yang besar bagi para remaja).
Dikemas dengan begitu tegang, tapi menarik, pesan yang bagitu baik dikirimkan bagi para Ayah. Begitu luar biasa peran ayah untuk mempersiapkan anak tangguh menghadapi masalah dan kesulitan. Walaupun demikian, bukan berarti Ibu tidak berperan dong...Namun, jujur, sebagai Ibu, saya harus terus belajar untuk menguatkan hati ketika melihat anak menghadapi masalah atau kesulitan.
Sekilas terlintas ingatan saya pada berita yang beberapa hari lalu tak sengaja saya lihat. Seorang ibu pulang dari kunjungannya ke penjara. Anak dari ibu tersebut terjerat kasus narkoba dan tertangkap beberapa waktu yang lalu. Namun, luar biasa komentar Sang Ibu ketika diwawancara salah 1 stasiun TV. Sang Ibu menjawab dengan bernyanyi, "S'mua baik, s'mua baik...apa yang t'lah Kauperbuat di dalam hidupku..". Sungguh kagum dan terharu melihat respons Sang Ibu. Sebuah pernyataan iman ibu bahwa Tuhan sedang berkarya menyelamatkan si anak meskipun melalui masalah yang sangat berat.
Saya jadi teringat pada bagian yang begitu menarik dari buku Masa Penuh Kesempatan tulisan Paul Tripp, yaitu: strategi untuk mengembangkan hati yang bijak. Strategi pertama adalah: memandang situasi yang sulit dan bermasalah sebagai kesempatan yang diberikan Allah untuk mengembangkan pikiran yang Alkitabiah di dalam diri anak remaja kita.
Pasti semua orang tua setuju bahwa masalah menumbuhkan kita. Anak-anak dan kita menjadi lebih trampil, lebih kuat, lebih berani, dan lebih bijak. Namun, dalam proses ini, Paul Tripp mengingatkan kita tentang kesempatan istimewa yang Tuhan bukakan melalui masalah yang anak-anak dan kita alami; sebuah kesempatan untuk melihat tangan Allah yang menyelamatkan.
Bagaimana melalui masalah, kita membimbing anak-anak melihat tangan Allah yang menyelamatkan? Bagaimana melalui masalah, anak-anak mengembangkan hati yang bijak? Paul Tripp memberikan beberapa langkah bagi kita:
1. Katakan kepada remaja kita betapa dia dikasihi oleh Allah dan bahwa hari ini kasih itu ditunjukkan dengan cara yang ditentukan Allah sendiri, yaitu dengan mengungkapkan masalah ini.
2. Bantulah dia memahami pikiran dan motif hati yang membawanya kepada dosa ini.
3. Sebagai orang tua, kita harus berhati-hati agar tidak melihat masalah sebagai gangguan yang mengacaukan hari kita, tetapi sebaliknya, mari kita bersyukur. Bersyukurlah kepada Allah atas panggilanNya bagi kita untuk menjadi orang tua. Dengan mengingat ini, kita akan memiliki kesabaran dan percakapan yang mendorong terungkapnya isi hati remaja kita.
Hmmm...meskipun tidak mudah, kiranya Tuhan menolong saya dan Anda untuk melihat Tuhan dalam setiap masalah yang kita hadapi. Kiranya Tuhan terus menguatkan kita dalam mengerjakan panggilan menjadi orang tua ini. Kiranya tidak hanya anak-anak yang bertumbuh dalam bijaksana, tetapi kita juga.

(diyhomethings)
Trouble is a Stepping Stone to Growth
by: Helen Steiner Rice
Trouble is something no one can escape – Everyone has it in some form or shape Some people hide it way down deep inside,
Some people bear it with gallant-like pride. Some people worry and complain of their lot, Some people covet what they haven’t got.
While others rebel and become bitter and old With hopes that are dead and hearts that are cold....
But the wise man accepts whatever God sends, Willing to yield like a storm-tossed tree bends, Knowing that God never makes a mistake, So whatever God sends he is willing to take.
For trouble is part and parcel of life, And no man can grow without struggle or strife, And the steep hills ahead and the high mountain peaks Afford man at last the peace that he seeks.
So blessed are the people who learn to accept.
The trouble men try to escape and reject,
For in our acceptance we're given great grace
And courage and faith and the strength to face
The daily troubles that come to us all.
So we may learn to stand straight and tall-
For the grandeur of life is born of defeat
For in overcoming we make life complete.
Sungguh, sebuah pengalaman penuh anugerah....
Trust His Heart - musicANDpraise
This Is Your Moment
Kalau dipikir-pikir, kurang lebih, film itu menggambarkan kondisi kehidupan para remaja dan kita juga. Dunia dan hati kita demikian riuh berusaha menguasai dan menarik perhatian kita. Padahal satu suara utama yang perlu kita dan anak-anak dengar adalah suara Tuhan; suara yang menuntun kita hidup dengan bijaksana.
Mari berdoa agar Tuhan menolong saya dan Anda untuk berespons dengan tepat ketika anak-anak menghadapi masalah. Mari mohon agar Tuhan mengingatkan kita pada tangan Allah yang menyelamatkan. Mari menyatakan kepada anak-anak tentang Allah yang begitu mengasihi mereka dan kita dan menyatakan dengan caraNya.
Kiranya Tuhan terus mengarahkan mata kita kepada Dia dan menuntun hati kita di dalam bijaksanaNya.
Let's Make Every Moment Count!
Karyn Henley dalam Child- Sensitive Teaching mengutip temuan Kevin Huggins tentang cara remaja berpikir. Menurut Kevin, banyak remaja memilih untuk tidak menggunakan formal thinking karena stress. Namun, pemikiran tersebut bertumbuh dan menjadi matang melalui kesakitan dan masalah. Sayang sekali, para remaja cenderung menghindari masalah dan kesakitan.
Hmmm....sebenarnya, lebih dari pentingnya mendewasakan pemikiran, masalah dan kesakitan Tuhan pakai untuk mengembangkan hati yang bijak. Tuhan pakai kita, para orang tua, sebagai alat untuk membantu mereka menghadapi masalah dan menuju pertumbuhan. Namun, para remaja cenderung lebih suka menghabiskan banyak waktu dengan teman sebaya dan menyisihkan sangat sedikit waktu untuk bersama orang dewasa. Tidak apa, jangan patah semangat! Mari kita berdoa untuk kesempatan-kesempatan baik yang Tuhan sediakan bagi kita dan para remaja.
Mari tetap berdoa dan bersiap ketika moment-moment Tuhan, wisdom moments itu Tuhan bukakan. Apakah saya dan Anda siap menerapkan langkah-langkah dari strategi pertama yang dibagikan oleh Paul Tripp minggu ini?
Moment to Share
Mari berbagi kekuatan yang Tuhan beri kepada orang tua lain yang bergumul dengan anak remaja mereka. Bagaimana kita menjadi alat Tuhan untuk menolong keluarga lain melihat Tuhan melalui masalah yang mereka alami dengan anak-anak? Selamat menjadi berkat!
Next Week: Belajar Mengembangkan Hati yang Bijak ( Strategi-2)
Kommentare