Gracious Lord
- hana
- Feb 25, 2018
- 2 min read
Moment of Truth
2 Korintus 12:9
...."Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." ....
Now I Belong To Jesus
Moment of Grace
"Gracious Lord....", sapaan bagi Tuhan ini, selalu menyentuh hati saya setiap pagi. Seorang hamba Tuhan, melalui radio yang selalu saya dengar, memulai doa dengan sapaan manis ini. Tuhan yang penuh anugerah telah memberikan diriNya untuk menebus kita dari hukuman dosa. AnugerahNya sungguh besar bagi kita. Kita adalah milikNya. Bersyukur kepada Tuhan!
Sesungguhnya, sebagaimana diri kita, anak-anak pun adalah orang-orang berdosa yang membutuhkan anugerah Tuhan. Paul Tripp mengingatkan kita di dalam Parenting : The 14 Gospel Principles That Can Radically Change Your Family bahwa:
"Rencana Tuhan adalah untuk membuat anugerahNya yang tak terlihat menjadi terlihat bagi anak-anak dengan cara mengirimkan orang tua yang beranugerah kepada anak-anak, yang membutuhkan anugerah. "
Sebuah tugas penting bagi kita, para orangtua. Apakah kita sudah mencerminkan anugerah Tuhan? Apakah melalui kita, anak-anak mengenal anugerah Tuhan?

Saya teringat pada moment penuh anugerah 10 atau 11 tahun yang lalu. Waktu Yosia berusia sekitar 5 tahun, ia suka mengajak kami bermain monopoli di akhir minggu. Maka seperti biasa, sore itu kami bertiga bermain. Namun, secara bertahap, uang dan rumah properti anak kami makin berkurang. Saya terus mengamati sambil ingin tahu reaksinya. Rupanya, pelan-pelan ia sadar bahwa ia hampir bangkrut. Anak kami yang berhati lembut itu, mulai kurang ceria dan matanya mulai berkaca-kaca.
Sesungguhnya, waktu itu saya punya 2 kesempatan: mengajar tentang tangguh berjuang atau memberi pengalaman tentang anugerah. Namun, oleh anugerah Tuhan, waktu itu, saya tergerak untuk mengajar dan memberi pengalaman tentang anugerah. Inilah yang saya lakukan: "Aahhh....hari ini, mami mau bermurah hati. Mami mau bagi uang mami untuk Yosia." Lalu beberapa lembar uang dari pecahan berbeda-beda saya pindahkan ke depan dia. Pelan-pelan, matanya mulai bercahaya lagi dan sedikit senyum mulai terlihat.
Permainan kami lanjutkan hingga beberapa lama kemudian, giliran saya nyaris bangkrut. Tak terduga apa yang kemudian terjadi. Tiba-tiba Yosia lakukan persis seperti yang saya lakukan :"Aahhh....hari ini Yosia mau murah hati aahhh...mau kasih uang untuk mami." Saya masih teringat bahwa saya kaget sekaligus terharu. Orang yang telah menerima dan mengalami anugerah, kemudian memberi anugerah kepada orang lain. Puji Tuhan! Hari ini, di masa remajanya, saya pun menyaksikan bagaimana Tuhan senantiasa menuntun dia menyatakan anugerah kepada teman-teman di sekolahnya. Tuhan sungguh mengagumkan!
Ketika beberapa hari yang lalu saya melanjutkan membaca buku Paul Tripp ini, saya sungguh bersyukur. Setelah anugerah terbesar bagi keselamatan saya, sungguh bersyukur diingatkan kembali bahwa Tuhan pun melimpahkan anugerahNya bagi kita dalam mengasuh anak-anak.
"....This grace reaches you wherever God has placed you.....This grace addresses your feeling of inability. This grace touches you when you feel you are at the end of your wisdom." (p.35)
Bersyukur untuk pemeliharaan Tuhan dalam masa pengasuhan ini. Bersyukur karena Ia menyertai kita kita dengan anugerahNya yang berlimpah.
Sungguh, sebuah pengalaman penuh anugerah.....

Comments